Word Planet Bahasa,Kitab Kitab Suci yang Berperan Penting dalam Gereja Katolik

Kitab Suci yang Berperan Penting dalam Gereja Katolik


Kitab Suci yang Berperan Penting dalam Gereja Katolik

Kitab Suci Terjemahan yang Berperan Penting dalam Gereja Katolik – Kitab Suci merupakan salah satu panduan utama bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Ajaran-ajaran Gereja merujuk dan berefleksi pada ayat dan kisah yang ada dalam Kitab Suci. Namun, Kitab Suci itu sendiri merupakan suatu teks yang telah melalui perjalanan yang sangat panjang hingga akhirnya hadir seperti sekarang ini. Ada proses penerjemahan dari teks asli Kitab Suci hingga kemudian bisa hadir dalam beragam bahasa. Kitab Suci inipun memang sejak awal diperkenankan untuk diterjemahankan guna membantu pemahaman dan penghayatan iman umat Kristiani di seluruh dunia. Tidak heran bila kemudian Kitab Suci hadir dalam banyak bahasa. Tidak saja dalam bahasa nasional di berbagai negara, tapi juga dalam bahasa daerah seperti yang banyak ditemukan di Indonesia.

Dalam proses terjemahannya, ada beberapa teks Kitab Suci yang hadir dalam beberapa bahasa dan ini menjadi teks penting. Tiga bahasa utamanya tentu adalah bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani. Selain itu, ada teks Kitab Suci lainnya yang perlu diketahui karena itu semua menjadi suatu cakupan yang akhirnya berkontribusi hingga munculnya Kitab Suci yang ada saat ini. Salah satu yang barangkali terasa asing adalah terjemahan Kitab Suci yang dikenal dengan nama Targum. Targum ini memuat Kitab Suci dalam bahasa Aram. Bahasa Aram merupakan bahasa yang digunakan oleh orang Yahudi yang ada di era pembuangan di Babel.

Bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan secara luas di masa kejayaan Mesopotamia dan umat Yahudi yang ada dalam pembuangan di masa itu tentu mau tidak mau menggunakan bahasa ini dalam komunikasi sehari-hari. Di masa itu, bahasa Ibrani yang menjadi bahasa utama orang Yahudi justru tergeser dan banyak orang yang tidak lagi bisa berbahasa Ibrani. Untuk itu, teks Targum pun muncul.

Teks kedua yang juga sangat dikenal adalah Septuaginta. Bila diterjemahkan, ini berarti 70 dan biasanya ini dilambangkan dengan simbol LXX yang juga berarti 70 dalam angka Yunani. Teks berbahasa Yunani ini pun dibuat dan digunakan dengan konteks yang mirip seperti bahasa Aram di Targum. Di masa itu, bahasa Yunani digunakan secara luas di berbagai wilayah Eropa hingga Timur Tengah. Pada masa itu pula, ada orang Yahudi diaspora yang tidak lagi berada di wilayah Palestina atau Israel tapi di wilayah lainnya. orang-orang diaspora ini pun tidak lagi bisa berbahasa Ibrani dan Aram. Untuk itu, 72 orang cendikiawan diminta untuk menerjemahankan Kitab Suci Perjanjan Lama (Tanakh) ke dalam bahasa Yunani agar orang-orang diaspora itu bisa tetap beribadah. Walau jumlah orang yang terlibat dalam terjemahan itu 72 orang, tapi sebutannya tetap merujuk pada angaka 70 sebagai bentuk pembulatan.

Selain adanya Septuaginta, ada juga Kitab Suci dalam bahasa Gotik. Bahasa Gotik merujuk pada bahasa yang digunakan di wilayah Jerman bagian timur dan mencakup area yang sekarang dikenal sebagai Ukraina, Hongaria, dan juga Romania. Namun sekarang, bahasa Gotik ini sudah tidak lagi digunakan dalam bahasa sehari-hari. Terjemahan Kitab Suci bahasa Gotik ini pun hadir di masa abad 4 Masehi. Sumbernya berasal dari Kitab Suci berbahasa Yunani. Walau bahasanya sudah tidak lagi digunakan, ternyata Kitab Suci berbahasa Gotik ini justru menjadi salah satu sumber penting dalam mempelajari bahasa Gotik untuk sebagian ilmuwan.

Ada juga Kitab Suci dalam bahas Latin Kuno. Kitab Suci terjemahan dalam bahasa ini menjadi sangat penting dalam sejarah Kitab Suci yang ada saat ini. Kitab Suci terjemahan ini adalah terjemahan pertama yang paling lengkap karena mencakup bagian dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sekaligus. Kitab Suci ini cukup banyak digunakano oleh Gereja Katolik Perdana sebelum digantikan oleh versi Vulgata yang lebih bagus dan lebih resmi.

Versi Vulgata memang menjadi yang paling berpengaruh dalam terjemahan Kitab Suci sampai saat ini. Santo Hieronimus ditunjuk oleh Paus pada masa itu untuk memimpin penerjemahan Kitab Suci dalam bahasa Latin. Ini menggantikan Kitab Suci dalam bahasa Latin Kuno dan versi Vulgata ini digunakan sangat lama hingga bahasa Latin mulai tidak lagi digunakan dan bahasa-bahasa lainnya mulai banyak digunakan. Bahkan, versi Vulgata ini masih digunakan hingga menjelang abad pertengahan.

Ada pula versi Kitab Suci terjemahan Pesita. Pesita ini merupakan Kitab Suci dalam bahasa Siria dan mulai digunakan sejak abad V Masehi. Namun, penggunaannnya memang hanya di wilayah khusus saja dan tidak seperti Vulgata yang digunakan secara luas. Pesita ini digunakan di Gereja Siria yang menjadi salah satu komunitas Gereja tertua di dunia saat ini. Pesita ini pun masih tetap ada dan dilestarikan sampai saat ini.

Kitab Suci lainnya disebut Teks Masorah atau Masoret. Teks yang satu ini menjadi cukup penting karena menjadi sumber penerjemahan Kitab Suci yang digunakan oleh Gereja Kristen Protestan saat ini. Teks Masorah ini masih berhubungan dengan Septuaginta. Septuaginta yang merupakan teks Perjanjian Lama dan memuat Tanakh ini kemudian dirumuskan ulang pada suatu konsili oleh orang Israel. Disebutkan bahwa teks Masorah ini tetap menggunakan susunan seperti Septuaginta tapi isinya memang berbeda. Dari segi isinya, ini merupakan perbaikan dari teks lama dari Tanakh. Teks awalnya masih berupa konsonan sehingga terkadang sulit dipahami dan kemudian oleh para ahli, huruf vokal ditambahkan agar lebih mudah dibaca. Teks Masorah ini pun memegang pengaruh besar dalam kontribusinya dalmam terjemahan teks Kitab Suci.