Tiga Bahasa Utama yang Digunakan dalam Alkitab – Kitab Suci atau Alkitab yang digunakan umat Katolik dan Kristen saat ini adalah suatu kitab dengan sejarah yang sangat panjang. Dari isinya, Kitab Suci secara garis besar dibagi dalam dua bagian utama, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dua pembagian ini menunjukkan periodisasi yang memang berbeda. Perjanjian Lama merupakan kisah umat Israel yang menjadi bangsa terpilih oleh Allah dan perjalanannya dalam menjawab perjanjian tersebut. Lalu, Perjanjian Baru menunjukkan isi tentang kelanjutan janji dari Allah yang terpenuhi dengan kehadiran Yesus Kristus, sang Mesias. Kehadiran Yesus Kristus juga bisa dibilang menjadi pembeda utama dari dua bagian utama tersebut. Bila dirunut sejarahnya dan jangka waktunya, ini Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru melalui periodisasi yang sangat panjang. Namun, semuanya itu bisa dibaca dengan mudah saat ini, dan bahkan Kitab Suci diterjemahkan dalam banyak bahasa.
Tentu saja, bahasa yang ada saat ini bukan bahasa utama. Bahkan ketika kemudian melihat Kitab Suci yang ada di Israel dan Palestina dengan bahasa negaranya pun, itu sudah merupakan bahasa yang berbeda dari naskah kuno yang menjadi cikal bakal dari Kitab Suci yang ada saat ini Sebagian orang barangkali beranggapan bahwa Kitab Suci Perjanjan Lama dan Perjanjian Baru itu ditullis dengan bahasa yang sama dalam naskah aslinya. Padahal kenyataannya tidak demikian. Bila dilihat dari perjalanan sejarah yang ada, akan terlihat bahwa bahasa asli orang Israel sendiri mengalami perkembangan. Ditambah lagi, ada masa-masa tertentu ketika bahasa umum yang digunakan tidak selalu berupa bahasa Aram atau bahasa Ibrani yang digunakan orang Israel di masa itu. Oleh karena itu, setidaknya ada beberapa bahasa utama yang digunakan dalam teks asli Kitab Suci sebagaimana yang ditemukan dalam banyak gulungan naskah asli yang kemudian diterjemahkan dan dikanonisasi sehingga menjadi seperti sekarang.
Salah satu bahasa asli dari Kitab Suci adalah bahasa Ibrani. Bahasa ini merupakan bahasa asli dan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh bangsa Israel. Bahasa ini digunakan di masa Perjanjian Lama sehingga tidak heran bila bahasa ini menjadi bahasa asli dari teks Perjanjian Lama. Hampir sebagian besar dari teks Perjanjian Lama ditulis dengan bahasa Ibrani, tapi memang tidak semuanya karena perbedaan budaya dan konteks dalam penulisan Kitab Sucinya. Bahasa Ibrani ini salah satunya ada pada penulisan Kitab Taurat. Ada lima Kitab Taurat yang semuanya menjadi kitab utama yang memuat peraturan, pengajaran, hokum, dan beragam tatanan dan pedoman bagi umat Perjanjian Lama. Dengan perjalanan sejarah orang Israel mulai dari masa Perjanjian Lama, bahasa Ibrani yang menjadi bahasa untuk komunikasi sehari-hari ini sempat tidak digunakan dalam beberapa generasi selama beberapa abad. Salah satunya adalah karena terjadinya pembuangan. Namun saat ini, bahasa Ibrani sudah kembali digunakan sebagai bahasa dalam komunikasi di negara Israel.
Bahasa yang bisa dibilang bahasa asli lainnya adalah bahasa Aram. Bahasa Aram ini muncul menggantikan bahasa Ibrani. Tepatnya, bahasa ini mulai digunakan secara aktif dalam kehidupan dan komunikasi sehari-hari saat memasuki masa pembuangan. Umat Israel memang mengalami pembuangan dan ini pun digambarkan dengan jelas di Perjanjian Lama. Selama dalam masa pembuangan ini, mau tidak mau bangsa Israel mengikuti bahasa yang digunakan di wilayah yang menjadi area pembuangannya. Area itu ada di wilayah Mesopotamia dan di sinilah, bahasa Aram itu digunakan. Disebutkan bahwa bahasa ini digunakan di kisaran abad delapan sebelum masehi. Inilah alasan kenapa tidak semua kitab Perjanjian Lama dituliskan dalam bahasa Ibrani. Itu karena beberapa bagian kitab dituliskan pada masa pembuangan. Ini bisa ditemukan pada bagian kitab Daniel dan Ezra .Nabi Daniel dan Imam Ezra memang hidup di masa pembuangan sehingga bahasa yang digunakan pun mengikuti juga. Walau bangsa Israel pun telah bebas dan keluar dari masa pembuangan, ini tidak lantas bahasa Ibrani kembali digunakan. Di periode inilah, bahasa Ibrani mulai menghilang dan sebatas menjadi bahasa Kitab Suci dan hanya dipahami beberapa orang saja. Bahkan, penggunaan bahasa Aram ini berjalan dalam periode yang sangat lama, termasuk dalam masa Perjanjian Baru. Oleh karena itu, disebutkan bahwa Yesus pun berkomunikasi dengan bahasa Aram ini.
Bahasa asli dalam alkitab yang ketiga adalah bahasa Yunani. Ini merupakan bahasa yang ada dalam kitab Perjanjian Baru. Walau memang telah disebutkan kalau Yesus dalam kesehariannya menggunakan bahasa Aram, ini tidak lantas injil dan kitab Perjanjian Baru lainnya pun ditulis dalam bahasa Aram. Bahasa Yunani digunakan dalam penulisan semua bagian dalam Perjanjian Baru karena di masa itu, bahasa Yunani menjadi bahasa internasional dan digunakan secara luas, termasuk juga di luar wilayah Israel. Penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru pun dibuat dalam bahasa Yunani karena di masa itu, banyak umat yang lebih familiar dengan bahasa Yunani. Belum lagi, ada umat di wilayah-wilayah lain dan bahasa Yunani menjadi bahasa yang bisa diterima semua orang di masa itu. Hal paling jelas tentu terlihat dari surat-surat Paulus yang semuanya ditulis dengan bahasa Yunani karena ditujukan di banyak wilayah dengan orang yang berbahasa Yunani.
Walau memang Kitab Suci secara utama hadir dalam tiga bahasa utama ini, semuanya mulai diterjemahkan ke dalam satu bahasa yang umum. Salah satu penerjemahan yang terkenal adalah ke dalam bahasa Yunani oleh Septuaginta. Lalu, ada juga Kitab yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin dan ini menjadi cikal bakal penerjemahan secara luas seperti yang ada sekarang ini. Proses penerjemahan tentu tidak mudah dan ini melalui proses pengumpulan naskah dan kanonisasi juga untuk memasukkan bagian-bagian yang dianggap menjadi bagian resmi dari alkitab.